Langsung ke konten utama

NASKAH DAN DRAMA TARI


 





MAKALAH
NASKAH DAN DRAMA TARI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Drama Tari
Dosen Pengampu : Deasylina da Ary, S. Pd., M. Sn.


Disusun oleh :

Hendro Prabowo                     1401411543                Nurlaila Fatkhil A       1401411600
Muhammad Khoiruddin         1401411453                Anip Obayati              1401411551
Zunita Wahyuningtyas            1401411454                Koni Fitriani S            1401411054
Meutia Anis                            1401411292                Nurul Tri Setiyawati   1401411599
Naila Sa’adah                          1401411270                Umi Mahmudah          1401411432
Hesty Ayu Desifrenti              1401411238                Lilis Diah K                1401411581
Dea Rizki Wandatama            140411135                  Febriana Wahyu N      1401411202

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012




 
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat Tuhan YME bahwa kelompok tiga dalam rombl 04 pada mata kuliah pendidikan Seni Drama Tari berhasil menyelesaikan tugas makalah tentang naskah drama dan naskah tari. Sebagai bahan dalam berinspirasi makalah ini kami tujukan untuk para generasi  muda penerus bangsa. Jiwa seni memang tumbuh dengan sendirinya atau bisa dibilang  suatu bakat yang tumbuh dari diri seseorang tetapi  jiwa seni ini akan muncul ketika kita rajin berlatih dan rajin mempelajari apa yang dimaksud dengan seni. Ketika rasa ingin bisa itu kita kembangkan maka jiwa seni akan muncul dalam diri kita.
Kami meminta  perhatian para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran kami terima dengan lapang dada. Demikianlah semoga makalah ini benar-benar  bermanfaat. Terima kasih atas perhatiannya.
                                                                                                            Semarang,  11 Maret 2012

                                                                                                             Tim Penyusun






BAB I
PEMBUKA
A.    Latar Belakang
Tari merupakan salah satu sarana pendidikan yang mempunya banyak manfaat, terutama bagi anak SD yang sifatnya masih suka bermain. Dalam kegiatan bermain, anak SD akan bebas mengeluarkan emosinya, segala bentuk ekspresi, dan terkandung kreativitas di dalam gerakan – gerakan. Disini anak SD dilatih untuk menghayati sendiri, mengerjakan sendiri atau berbuat inisiatif sendiri, dan bertanggung jawab sendiri terhadap seluruh kegiatn seni tari-drama yang dilakukan, tentu saja di bawah bimbingan guru kelas.
Untuk itu, disini kita sebagai calon pendidik sekolah dasar perlu adanya mempelajari dan mengetahui seluk beluk dari tari-drama, agar dapat di kembangkan dan diajarkan kepada anak didik di tingkat Sekolah Dasar sebagai bekal mereka untuk mengembangkan kreativitas serta bakatnya untuk menunjang masa depannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah itu naskah tari?
2.      Apa saja bagian-bagian naskah tari?
3.      Apa pengertian drama tari?
4.      Apa sajakah unsur-unsur drama tari?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian naskah tari
2.      Untuk mengetahui bagian-bagian naskah tari
3.      Untuk mengetahui pengertian drama tari
4.      Untuk mengetahui unsur-unsur drama tari









BAB II
PEMBAHASAN
1.                  Pengertian Naskah Tari
Naskah tari adalah sebuah catatan yang memuat konsep-konsep dan metode penggarapan sebuah tarian.

2.                  Bagian-bagian dalam Naskah Tari
Kedudukan Dance Screept yang lebih lazim dikenal dengan catatan tari atau naskah tari, ternyata lebih diesensialkan. Sebab yang tertuang di sana tentunya tidak sekedar catatan atau laporan, tetapi juga memuat konsep-konsep atau metode penggarapan (penyusunan). Kehadiran naskah tari dipandang dari urgensinya akan tampak keilmiahannya, karena dalam naskah tersebut secara rasional tertuang maksud dan tujuan yang melatar belakangi penuangan ide serta adanya pendiskripsian berbagai hal secara sistematis, dengan demikian akan terhindar suatu kerja spekulatif yang lebih mengandalkan kekuatan intuisi (perasaan) artistik.

PENULISAN NASKAH TARI
Di dalam penulisan naskah tari akan dibagi menjadi bagian-bagian dalam sistem bab per bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Tuliskanlah dasar pikiran (rasional) dari keinginan saudara mengangkat sebuah obyek, atau apapun yang secara kuat mendorong perasaan untuk mengetengahkan sebuah ungkapan. Untuk penulisan dpat memakai pedoman atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
-          Apa yang mendorong keinginan saudara untuk menciptakan sebuah tarian?
-          Kapan dorongan itu terjadi dan di mana?
-          Mengapa dorongan obyek itu sangat kuat sehingga saudara sangat terkesan?
-          Bagaimana efek atau pengaruh jika obyek itu berhasil diangkat menjadi sebuah karya tari?
Setelah saudara mampu menjabarkan latar belakang untuk menciptakan sebuah koreografi, kemudian melangkah pada pemilihan tema garapan (tari), yaitu sebagai berikut:
1.      Pemilihan Tema Tari
Dari obyek yang telah saudara pastikan, coba dicari masalah utamanya (pokok) yaitu yang disebut dengan premise.
Premise adalah rumusan yang mengetengahkan masalah utama yang hendak diungkapkan, setiap karya tari selalu memiliki landasan ideal ini, yaitu guna menentukan arah dan tujuan pokok lakon, sedangkan fungsi premise pada aspek teknis merupakan landasan untuk membentuk pola konstruksi. Premise dapat dideskripsikan sebagi berikut :
-          Cerita Roro Mendut dan Ponocitro : Tragedi Asmara
-          Cerita Menak Jinggo Leno : Dendam dan Asmara
-          Cerita Gatutkaca Gandrung : Asmara yang membara
Setelah premise dari sebuah obyek ditemukan dan dapat dirumuskan, kemudian baru menentukan tema. Dimana tema itu berfungsi merumuskan premise dengan cara menguraikan secara mendalam. Maka hal tersebut sangat bergantung sekali dengan sudut pandang penggarap (koreografer). Tidak mustahil jika sebuah obyek dengan premise yang sama akan melahirkan ungkapan yang berbeda. Hal ini dikarenakan tekanan drai tema yang akan dibangun. Tema yang baik adalah suatu pendiskripsian premise yang mampu mendorong terbangunnya sebuah jalinan pemikiran yang konstruktif dan terarah. Cerita Menak Jinggo Leno dengan premise : Dendam dan Asmara dapat dirumuskan temanya sebagai berikut : Dendam dan Asmara yang membinasakan dirinya sendiri.
2.      Judul Garapan (tari)
Tuliskan judul garapan yang cukup menarik, dan yang paling penting adalah sesuai dengan tema.
3.      Cerita (lakon)
Semua bentuk penyajian tari pasti memiliki alur yang saling berkaitan. Jalinan alur tesebut akan dapat ditangkap sebuah makna rangkaian perjalanan.

B.                 Sumber Pendukung
Pada bagian ini bertujuan untuk memperkuat keyakinan koreografer akan obyek, dimana obyek yang ditangkap tidak hanya atas dasar kesan sesaat. Tetapi secara mendalam diketahui benar, bahkan dikuasai betul seluk-beluknya. Untuk itu perlu merujuk beberapa sumber pendukung yang terdiri dari buku (literatur), hasil wawancara, pengalaman atau apa saja yang dapat memperkuat idea atau gagasan.

C.                 Sumber Materi Garapan
1.      Tuliskan secara jelas tentang sumber materi gerak yang dipergunakan untuk menyusun tarian. Hal ini akan mempermudah koreografer dalam melakukan proses pelatihan dasar terhadap penari-penarinya.
2.      Tuliskan secara jelas tentang sumber materi musik yang dipergunakan untuk mendukung tarian.

D.                Pengembangan Model Materi Tari
Poin ini merupakan suatu bagian yang dapat menunjukkan dengan cara dan bagaimana koreografer mulai bekerja (mengembangkan gerakan). Poin ini merupakan diskripsi operasional dari ide semula, tetapi yang diuraikan di sini adalah bagaimana koreografer mengolah gerak. Ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
1.      Rangsang dengar (auditif)
Apabila seorang koreografer terkesan oleh adanya obyek tari lewat pendengaran, misalnya : bunyi mesin kereta api, sebuah alunan musik, ledakan yang dahsyat, dll.
2.      Rangsangan Visual
Kadang seorang koreografer tiba-tiba mendapat rangsangan dari penglihatan (visual). Rangsang visual ini salah satu bentuk pengembangan materi yang cukup populer. Karena penglihatan itu salah satu indera yang cukup tajam dalam menangkap kesan, bentuk, warna atau kualitas permukaan. Maka pola pengembangan materi gerak lebih difokukan pada kesan fisik.
3.      Rangsang Raba
Rangsang ini berasal dari kesan permukaan rasa bahan (tekstur). Rangsang raban ini biasanya tidak langsung mewujudkan bentuk-bentuk gerak, tetapi melalui proses asosiasi. Maka sering kali rabaan sebagai sebuah sarana yang berikutnya melahirkan gagasan bentuk gerak tertentu.
4.      Rangsang Gagasan
Rangsangan ini berawal atas kesan-kesan tertentu yang menarik seperti membaca buku atau mengangan-angankan sesuatu, menikmati panorama yang indah dan lain-lain.
5.      Rangsang Kinestetik
Cara pengembangan materi gerak semacam ini sangat menguntungkan bagi guru-guru di sekolah. karena akan muncul berbagai kemungkinan gerak dari berbagai siswa-siswa yang sangat beragam. Hal ini memungkinkan untuk tari di sekolah, karena ada kendala tertentu yang sering kali menghambat minat anak-anak menari. Tari klasik dan tari tradisi membuat anak-anak merasa kesulitan.

BAB II KONSEP GARAPAN
A.    CERITA
Tuliskan secara kronologis cerita atau isi ungkapan yang ingin diketengahkan. Di sini bisa diuraikan bagian kegiatan atau plot-plot dari adegan.

B.     TIPE TARI
Jelaskan tipe tari yang dikehendaki. Berikut beberapa contoh tipe tari :
1.      Tari murni
Jika rangsang awal berupa rangsang kinetic, maka tarian (koreografi) itu memiliki tipe tari yang disebut tari murni.
2.      Tari studi
Tari murni pada hakekatnya adalah bentuk tari studi. Hanya saja sebuah tari studi memang tidak hanya terbatas pada studi gerak murni, tetapi bisa mempunyai jangkauan pengambilan unsur gerak lebih bervariasi.
3.      Tari abstrak
Tari abstrak bermaksud tidak menyajikan skema bentuk yang umum, biasanya tarian ini hanyadimengerti sebagai kemiripan yang kabur (samar-samar) tehadap suatu yang nyata. Tari abstrak bisa diangkat dari rangsang gagasan (idesional), yaitu ingin mengetengahkan imajinasi yang kaya dengan ide-ide dan kaya dengan makna.
4.      Tari liris
Tari liris adalah perwujudan kualitas tari yang selalu bersandar pada bentuk yang memiliki penampilan halus, lembut, ringan dan melankolis atau ungkapan gerak yang sentimental. Tari yang bertumpu pada tipe liris yang cocok menyajikan tema-tema tragedi, romantic atau kisah-kisah yang mengungkapkan rasa iba.
5.      Tari dramatik / dramatari
Tari dramatik mengandung arti bahwa gagasan yang hendak dikomunikasikan sangat kuat dan penuh daya pikat (menarik), dinamis dan banyak ketegangan. Bisa jadi melibatkan konflik antara orang seorang, atau konflik dalam dirinya sendiri. Tari dramatic akan memusatkan pada sebuah kejadian atau suasana yang tidak menggelar cerita. Dramatari mempunyai alur cerita yang jelas dan runtut, tari ini menggambarka suatu kenyataan seperti adanya. Dalam menggarap tari yang bertipe tersebut di atas, piñata tari harus memperhatikan suasana, karakteristik tokoh dan konflik-konflik.
6.      Tari komik (tari lucu)
Tari yang bertipe ini mengacu pada sesuatu diluar kewajaran, dimana ungkapan yang bakal dikomunikasikan diharapkan dapat membuat perasaan menjadi geli. Tari ini juga sangat menarik untuk sajian hiburan.

C.     METODE PENYAJIAN
1.      Metode penyajian yang reprentasional, yaitu tai yang disajikan seperti ujud ide dari obyek-obyek nyata (realistik)
2.      Mode penyajian tari yang simbolis, yaitu tidak menekankan pelukisan obyek seperti kenyataannya, tetapi pengambilan esensi yang ditawarkan. Pada umumnya tari yang simbolis penampilan ujudnya adalah abstrak.

D.    KONSEP IRINGAN TARI
Konsep iringan pada bagian ini bukan menuliskan notasi, tetapi ide atau dasar pemikiran tentang kehadiran musik sebagai iringan tari.

E.     KOONSEP TATA TEKNIK PENTAS
1.      Dekorasi atau setting (Stage Property)
2.      Property (peralatan untuk menari)
3.      Tata rias
4.      Tata busana
5.      Tata sinar

BAB III METODE KONSTRUKSI
Metode konstruksi adalah suatu cara untuk mewujudkan konstruksi, yang di dalamnya menguraikan cara-cara untuk membangun tari. Mengingat bentuk tarian (koreografi) terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : tari awal, isi tari, tari akhir.
Maka bagian-bagian ini akan berkaitan dengan diskripsi cerita atau lakon. Maka secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut: adegan, isi adegan, suasana, waktu yang dibutuhkan (per adegan) dan keterangan tertentu.

BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pada bagian ini dapat disertakan lampiran-lampiran yang meliputi:
1.      Notasi gending pengiring tari
2.      Diskripsi gerak tari
3.      Diskripsi pola lantai
4.      Diskripsi tata sinar
5.      Gambar desain rias dan busana
6.      Album presentasi

3.                  Pengertian Drama Tari
Drama tari adalah suatu kegiatan yang mempunyai unsur cerita yang terdiri dari pemain, pengarang, dan penonton dimana pemain mengungkapkan ekspresinya dalam bentuk gerak ritmis yang dapat dilakukan dalam ruang.

4.                  Unsur-unsur drama-tari
1.      UNSUR UTAMA DRAMA-TARI
Unsur utama drama adalah naskah, sedangkan unsur utama tari adalah gerak. Keduanya memerlukan unsur utama pemeranan. Dengan demikian unsur utama drama-tari merupakan perpaduan anatara unsur utama drama dan unsur utama tari, yaitu gerakan, naskah dan pemeranan.
Unsur utama drama adalah naskah. Naskah adalah suatu bentuk puisi kehidupan yang isinya tentang kehdupan di alam, sehingga ide atau gagasan cerita bersumber dari kehidupan manusia, binatang , tumbuhan atau makhluk lainnya.
Unsur utama drama-tari berikutnya adalah pemeranan. Pemeranan yang dimaksud adalah bagaimana anak SD dapat memainkan perannya sesuai dengan naskah. Bermain peran di sini dapat berbentuk tablo, operet, dramatari, sendratari, sinetron (dapat dengan monolog atau dialog).
2.      UNSUR PENUNJANG DRAMA-TARI
a.      Make up / tata rias
adalah membuat garis-garis di wajah sesuai dengan ide/ konsep garapan.
Yang dikerjakan di dalam pengaturan tata rias/make up termasuk juga tata rambut. Tata rias dalam tari berbeda dengan tata rias sehari-hari. Karena rias di sini berfungsi untuk membantu ekspresi ataupun perwujudan watak si penari.
Dengan demikian tata rias di dalam pagelaran bukan hanya menggarap muka atau tubuh penari agar cantik atau tampan, akan tetapi harus benar-benar disesuaikan dengan peranan yang dibawakan oleh si penari. Di samping menggarap perwatakan, seorang penata rias juga harus memperhitungkan kekuatan efek tata riasnya. Misalnya dengan memperhitungkan jarak antara panggung/arena tari dengan penontonnya, efek yang ditimbulkan karena pencahayaan/lighting, ketepatan goresan pada anatomi penari dan sebagainya.
 








b.      Tata busana
Tata busana haruslah sesuai dengan konsep garapan, baik desain busana maupun warnanya. Pada prinsipnya tata busana sama dengan tata rias, yaitu membantu menghidupkan perwatakan penari. Yang dimaksud busana adalah semua kebutuhan sandang yang dikenakan pada tubuh penari di atas pentas yang sesuai dengan peranan yang dibawakan. Seorang penata busana juga harus memperhitungkan efek lampu serta komposisi warna yang disusun, demikian juga kemungkinan-kemungkinan terhadap keleluasaan penari sesuai dengan watak dan perannya.
 







c.       Iringan musik dan tata suara
adalah unsur penunjang tari-drama. Keduanya saling berhubungan. Iringan tari juga dapat ditimbulkan oleh penari sendiri dan disesuaikan dengan konsep garapan. Pengertian tata suara pada suatu pagelaran biasanya hanya dihubungkan dengan suara-suara yang keluar dari pemain serta suara-suara yang keluar dari alat musik pengiringnya.
Tata suara yang baik adalah tata suara yang jelas didengar oleh pemain ataupun penonton. Untuk memperjelas suara-suara tersebut dibutuhkan alat-alat pengeras suara (sound system) yang harus disesuaikan.

d.      Tempat
Tempat adalah arena pertunjukan tari yang dipakai untuk pagelaran dan disesuaikan dengan ide garapan. Pengaturan tempat pertunjukan/panggung di sini adalah pengaturan bentuk lantai tari yang akan dikenakan atasnya. Yang menjadi tugas pokok penata panggung adalah memberikan kesan kesatuan antara tata panggung dengan tari ataupun sendratari yang dipentaskan.
 











e.       Tata lampu
Sebagai seni pertunjukan unsur tata lampu di dalam pagelaran tari sangat dibutuhkan. Tata lampu atau lighting ini sering disebut dengan tata cahaya. Pentingnya tata lampu di dalam pagelaran tari, di samping untuk menerangi juga dipakai untuk membantu suasana yang diperlukan dalam sdegan-adegan yang ditampilkan. Dengan demikian seorang penata lampu harus peka terhadap efek yang ditimbulkan akibat pengaturan lampunya. Oleh karenanya seorang piñata lampu harus mengetahui secara mendetail tentang alur cerita yang digarap oleh sutradara, serta suasana yang diharapkan sebagai suatu kesatuan seni pertunjukan yang utuh.


Gambar : Contoh alat-alat untuk tata lampu

 






Gambar : Efek tata lampu di panggung

f.      Tema
Tema drama-tari bersumber pada kejadian sehari-hari, binatang, cerita kepahlawanan/epos, cerita rakyat, dan legenda.

g.         Perlengkapan tari-drama (dance property)
Yang dimaksud dengan perlengkapan tari atau dance property adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum, tidak termasuk pula perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan penario. Misalnya kipas, pedang, tombak, panah, selendang atau sapu tangan dan sebagainya. Perlengkapan tari boleh dikatakan merupakan perlengkapan yang seolah-olah menjadi satu dengan badan penari, maka penggunannya harus diperhatikan. Di samping itu agar perlengkapan tersebut dapat memberikan kesan yang menguntungkan pada suatu adegan, maka sering ukurannya dibuat lebih besar dari yang sesungguhnya.
 








Gambar : Anak SD menari menggunakan properti


 








Gambar : Properti panah dan anak panah
 








Gambar : Properti Mandau dan Perisai


 Gambar : Properti Tombak dan Tameng


Gambar : Properti keris

Gambar : Properti kuda lumping
Gambar : Properti topeng.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Naskah Tari merupakan teks yang berisikan makna dan isi cerita dari sebuah tarian. Sebelum mementaskan sebuah tarian, seorang guru tari membuat naskah tari yang bertujuan untuk menyampaikan isi dan makna dari tarian tersebut agar pementasan dapat terlaksana secara komunikatif yang implisit. Sedangkan dalam drama-tari, terdapat beberapa unsur yang melengkapinya. Dalam menampilkan drama tari, sebaiknya unsur-unsur drama dapat terpenuhi agar dalam menampilkan drama tari yang dapat mencapai titik kesuksesan dan tujuan dari pementasan dapat tercapai.
B. Saran
1.      Semoga dengan membaca makalah yang kami susun ini, para pembaca dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitasnya mengenai keterampilan dalam hal drama tari.
2.      Sebelum menampilkan drama tari, hendaknya pelatih atau guru tari mengenal naskah tari dan juga aspek-aspek drama tari.
3.      Pembaca diharapkan mampu mengaplikasikan drama tari yang sesuai dengan tata aturan dan konsep drama tari yang sesungguhnya, agar budaya Indonesia dengan drama tarinya yang khas dapat terjaga.
4.      Para Pembaca diharap dapat memperkenalkan adanya budaya Indonesia ke Mancanegara.











DAFTAR PUSTAKA
Da Ary, Deasylina. 2012. Pendidikan Seni Drama Tari.
Hidajat, Robby. 2012. The Wonderful of Dance.
Kusuduarjo, Bagong. 1981. Tentang Tari. Jogjakarta : Nur Cahaya.
Pekerti, Widia. 2004. Pendidikan Seni Musik-Tari/Drama. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Depdiknas.
Purwatiningsih dan Ninik Harini. 1998. Pendiidkan Seni Tari-Drama. Jakarta : Depdikbud.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Antroposentris, Biosentris dan Ekosentris

ANTROPOSENTRIS adalah pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta. Lingkungan dalam konteks ini hanya sebagai nilai instrumental, sebagai objek eksploitasi, dan eksperimen untuk kepentingan manusia. BIOSENTRIS adalah menempatkan alam sebagai yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri, bukan tergantung pada manusia. Manusia hanya salah satu bagian dari alam. EKSOSENTRISME adalah pandangan yang memberikan perhatian pada komunitas biologis yang hidup dan mati. Mengajarkan bahwa baik komunitas biologis yang hidup dan yang mati memiliki hubungan satu sama lain.

PASKIBAR GPASM SMA 3 Semarang

GPASM (Ganesha Paramarthatattwa Arisatya Sang Majagralagawa) memiliki arti siswa-siswi SMAN 3 Semarang yang memiliki pengetahuan tentang kebenaran yang tinggi, jujur dan adil serta menyampaikan bakti. Menjelang kelulusan seperti ini rasanya berat untuk meninggalkan segala kenangan yang ada di masa putih abu-abu. Terutama keluarga terdekatku dari ekskul PASKIBAR :) Paskibar begitu banyak memberiku kenangan, pengalaman dan cerita-cerita seru. Dari event-event seperti lomba, upacara, tugas mengibarkan dan menurunkan bendera yang kami lakukan setiap hari, sampai pelantikan anggota yang banyak menorehkan kisah senang maupun duka. Ini nih saat PASKIBAR beraksi !!! Kalo ini trap merah kebanggan PASKIBAR dan seluruh warga SMA 3 Semarang :) Satu untuk semua, semua umtuk satu we only one, MERDEKAAAA !!!