Malam minggu yang tidak biasa saya alami. Biasanya hang out bersama teman-teman ke mall, nongkrong-nongkrong di rumah teman, atau pergi ke coffee shop sambil ngerumpi ngalor ngidul.
Tapi, Sabtu 12 Mei lalu, saya bersama dengan Ibu dan Bapak tersayang pergi menghadiri sebuah acara yakni sedekah bumi di Kelurahan Ngijo, kecamatan Gunungpati, kota Semarang.
Tapi, Sabtu 12 Mei lalu, saya bersama dengan Ibu dan Bapak tersayang pergi menghadiri sebuah acara yakni sedekah bumi di Kelurahan Ngijo, kecamatan Gunungpati, kota Semarang.
Acara tersebut menampilkan kesenian Kethoprak dengan judul “Geger Medang Kawuryan”.
Acara diawali dengan beberapa tarian dan paduan suara yang ditampilkan oleh adik-adik dari TK, SD dan remaja yang tinggal di daerah Kelurahan Ngijo. Seperti tarian Bondan Tani, Tari Merak, Tari Semarangan dan masih banyak lagi. Ada suatu kejadian lucu ketika adik-adik yang menarikan tari Merak, ada salah satu yang kembennya “mlorot” sedikit. Hal itu membuat adik tersebut konsentrasinya sempat buyar, akan tetapi dengan mental dan kepercayaan dirinya, ia mengimprove gerakan sambil membetulkan kembennya itu. hahaha
Sangat bangga - Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota Semarang, Bapak Hendrar Prihadi, yang turut memberikan sambutan. Beliau menyampaikan bahwa acara semacam ini wajib dilestarikan. Terutama bagi kaum remaja yang merupakan penerus bangsa, yang kelak akan mengganti seniman-seniman sekarang ini. Acara tersebut turut memeriahkan serangkaian acara Hari Jadi Kota Semarang yang ke-465.
Jadi, buat yang gak bisa baca tulisan jawa jangan bingung ya kalau mau mampir ke rumah saya.. hehehe

Komentar
Posting Komentar